Untuk sebentar yang semenyenangkan itu.
Untuk pertemuan singkat yang rasanya seperti pulang.
Untuk tatapan yang pernah membuatku lupa dunia,
dan untuk tawa yang masih terngiang meski kamu sudah lama tak di sini.
Mungkin waktunya tidak lama,
tapi kehadiranmu meninggalkan bekas yang tak mudah hilang.
Kamu datang seperti hujan di musim kering, singkat,
tapi cukup untuk membuat hati tumbuh harap.
Sayangnya, kamu juga pergi secepat itu…
menyisakan ruang kosong yang entah harus kuisi dengan apa.
Tapi tak apa.
Aku tak akan menghapus jejakmu.
Aku tak akan pura-pura lupa.
Karena kamu, dan segala tentangmu, akan selalu jadi bagian dari ceritaku.
Akan kuabadikan kamu dalam tulisanku
dalam bait-bait yang mungkin tak akan pernah kamu baca,
tapi akan terus hidup,
seperti rasaku yang tak pernah benar-benar pergi.
Terima kasih…
telah menjadi sebentar yang berarti,
meski bukan untuk selamanya.