Aku pernah percaya bahwa cinta akan menemukan jalannya.
Bahwa selama aku memberi dengan tulus,
aku akan menerimanya dengan utuh.
Tapi nyatanya, aku hanya berdiri di sisi yang diam-diam patah.
Tulusku, yang kuberi tanpa syarat, justru dipandang sebelah mata.
Usahaku, yang kujalani tanpa keluhan, hanya jadi sesuatu yang mudah dilupakan.
Lalu sekarang, saat hatiku mulai ragu,
aku bertanya pada diri sendiri:
cinta seperti apa lagi yang harus aku percayai,
kalau yang paling jujur saja tak pernah dihargai?
Aku lelah, bukan karena cinta itu salah,
tapi karena aku terlalu sering mencintai
tanpa pernah benar-benar dicintai kembali.
Dan jika suatu saat aku terlihat tak lagi percaya pada cinta,
itu bukan karena aku tak mampu mencinta…
melainkan karena aku sedang belajar mencintai diriku sendiri,
setelah berkali-kali dibiarkan hancur oleh cinta yang salah.