mungkin memang aku gak harus melupakan.
Mungkin memang rasa ini gak diciptakan untuk dihapus, tapi untuk dijalani meski sendiri.
Aku sudah coba, sungguh.
Aku coba menjauh, menenangkan hati, bahkan menyibukkan diri dengan hal-hal baru,
tapi tetap saja, bayangmu selalu punya cara untuk kembali,
entah dari senyuman orang lain yang mirip kamu,
atau dari kenangan-kenangan kecil yang tiba-tiba muncul tanpa permisi.
Aku tahu kamu mungkin sudah gak mikirin aku lagi,
kamu mungkin sudah bahagia dengan hidupmu sekarang,
tapi aku masih di sini… di tempat yang sama,
masih menyimpan tawa-tawa kecil kita,
masih mengingat kata “mas” yang kamu ucapkan dengan lembut itu,
masih membuka chat yang tak pernah lagi dibalas,
masih menyimpan fotomu, karena setelah itu, aku gak punya apa-apa lagi tentang kita.
Lucu ya?
Kita bahkan gak pernah benar-benar jadi “kita”.
Tapi kehilanganmu rasanya seperti kehilangan seluruh hidupku.
Kalau kamu baca ini suatu saat,
aku cuma mau kamu tahu ada seseorang yang pernah mencintaimu sedalam ini, yang gak pernah minta dibalas, cuma ingin didengar, walau sekali saja.
Kalau kamu memang bukan untukku,
setidaknya biarkan aku tetap mencintaimu… dalam diam,
dalam tulisan-tulisan yang tak akan pernah kamu balas,
dalam kenangan yang tak akan pernah bisa aku lupakan.