Menjagamu dari jauh adalah bentuk paling sunyi dari rasa sayang ini.
Tanpa genggaman, tanpa tatapan lama, tanpa pelukan hangat, bahkan tanpa hak untuk marah saat kamu memilih pergi bersama yang lain.
Aku hanya bisa memperhatikanmu diam-diam. Dari cerita yang kamu bagikan ke dunia, dari tawa yang bukan aku penyebabnya, dari langkah-langkah yang menjauh dariku tanpa sadar. Dan lucunya, aku masih tetap di sini menunggu tanpa disuruh, menjaga tanpa diminta.
Kadang aku ingin bertanya: apa kamu pernah sedikit saja sadar,
bahwa ada seseorang yang terus memikirkanmu, meski tak lagi berani menunjukkan?
Menjagamu dari jauh berarti aku harus menelan semua rasa rindu dalam diam. Menyembunyikan kekhawatiran yang tak berhak disampaikan. Berpura-pura biasa saja, padahal ada banyak hal yang ingin sekali aku lakukan untukmu... tapi tak bisa.
Aku tahu aku bukan siapa-siapa. Bahkan mungkin aku hanya singgah sebentar di pikiranmu, itu kalaupun pernah. Tapi bagiku, kamu tetap jadi seseorang yang ingin kulihat bahagia, meski bukan denganku.
Dan itulah bagian tersulitnya, mendoakanmu tanpa pernah tahu apakah kamu juga menyisakan ruang untukku dalam doamu.
Menjagamu dari jauh membuatku belajar, bahwa mencintai bukan soal memiliki. Tapi soal merelakan dengan tenang,
meski hati terus berdebar setiap kali namamu lewat di pikiranku.
Dan jika kamu membaca tulisan ini, ketahuilah…
ada seseorang yang pernah menjagamu dari kejauhan,
dengan cara yang paling diam tapi tulus, tanpa mengganggu, tanpa memaksa, dan tanpa pernah benar-benar pergi.