Tanpa kata pamit, tanpa penjelasan, tanpa kepastian. Aku hanya bisa menebak-nebak sendiri, mengais sisa-sisa perhatianmu yang perlahan menghilang, seperti senja yang tahu diri lalu tenggelam perlahan.
Padahal kamu tahu?
Aku sudah lama menjadikanmu tokoh utama dalam hidupku.
Setiap hariku seolah berputar di sekitarmu.
Bahkan ketika kamu tak lagi menoleh ke arahku, aku masih berdiri di tempat yang sama menunggumu.
Aku menunggu tanpa suara, tanpa memaksa, hanya berharap kamu sadar, bahwa ada seseorang yang tak pernah berhenti mengusahakanmu, meski kamu sendiri seolah tak pernah melihat ke arahku.
Aku menulis tentangmu,
karena aku takut, jika aku bicara langsung,
hatiku tak akan sanggup menahan kecewa jika kamu pergi sebelum kalimatku selesai.
Aku tahu, aku bukan siapa-siapa untukmu.
Tapi tidakkah kamu sadar… seseorang yang bukan siapa-siapa ini rela menjadi apa saja hanya untuk bisa dekat denganmu?
Jika suatu saat kamu merasa lelah, kecewa, atau kehilangan arah,
ingatlah… ada seseorang yang dulu pernah menjadikanmu tujuannya.
Yang pernah membayangkan masa depan bersamamu dengan harapan paling tulus,
dan cinta yang tak pernah meminta balasan.
Aku tidak menyalahkanmu, sungguh.
Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa aku pernah memperjuangkan seseorang yang bahkan tak pernah benar-benar menginginkanku di sisinya.
Dan itu kamu.
Jika nanti kamu membaca ini,
jangan buru-buru pergi…
setidaknya, izinkan hatimu menoleh sebentar ke arah seseorang yang pernah berharap menjadi tempatmu pulang.